Health And Hygiene
My Blog About Health And Hygiene
Thursday, January 8, 2015
Sunday, December 28, 2014
Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar
Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar
Keilmuan Dasar Keperawatan berfokus pada ilmu yang membentuk pemahaman paradigma, profesi keperawatan, dan konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia serta pemahaman akan beberapa teori keperawatan. Selain itu, kelompok keilmuan ini juga berfokus pada pemahaman konsep diri dan keluarga, konsep kecemasan dan kehilangan, konsep berubah dan dinamika kelompok, konsep sistem dan pendekatan sistem, serta konsep etik dan hukum dalam keperawatan.
Sementara itu, Keilmuan Keperawatan Dasar berfokus pada kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Penekanan kelompok keilmuan ini adalah pengenalan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah ilmiah, penerapan konsep dasar keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien, pengaruh faktor gizi terhadap kesehatan tubuh pada berbagai tingkat daur kehidupan manusia, serta faktor sosial ekonomi dan budaya terhadap kepadatan zat gizi yang diperlukan.
Keilmuan Dasar Keperawatan berfokus pada ilmu yang membentuk pemahaman paradigma, profesi keperawatan, dan konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia serta pemahaman akan beberapa teori keperawatan. Selain itu, kelompok keilmuan ini juga berfokus pada pemahaman konsep diri dan keluarga, konsep kecemasan dan kehilangan, konsep berubah dan dinamika kelompok, konsep sistem dan pendekatan sistem, serta konsep etik dan hukum dalam keperawatan.
Sementara itu, Keilmuan Keperawatan Dasar berfokus pada kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Penekanan kelompok keilmuan ini adalah pengenalan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah ilmiah, penerapan konsep dasar keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien, pengaruh faktor gizi terhadap kesehatan tubuh pada berbagai tingkat daur kehidupan manusia, serta faktor sosial ekonomi dan budaya terhadap kepadatan zat gizi yang diperlukan.
Pengertian, Gejala, dan Cara Pencegahan HIV AIDS
Pengertian, Gejala, dan Cara Pencegahan HIV AIDS
HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Tanda pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh. Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam yang berulang.
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1. Sistem ini diperbarui pada bulan Septembertahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.
1. Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
2. Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang
3. Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
1. Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
2. Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang
3. Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
4. Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
Sebelum seseorang bisa dikatakan terkena penyakit HIV/AIDS. Ia akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut :
1. Penderita akan mengalami demam tinggi yang berkepanjangan
2. Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam, Ia akan kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah
3. Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria,Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab kolitis).
4. Batuk berekepanjangan
5. Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamurkandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka
6. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)
7. Sakit kepala
8. Sulit berkonsentrasi
9. Respon anggota gerak melambat
10. Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki
11. Mengalami tensi darah rendah
12. Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api
13. Infeksi jaringan kulit rambut
14. Kulit kering dengan bercak-bercak.
Penularan HIV AIDS adslah :
1. Hubungan seks
2. Transfusi darah
3. Penggunaan jarum bekas penderita (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).
4. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.
Obat-obatan HIV AIDS :
1. NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
3. PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor
Cara mencegah HIV AIDS adalah dengan ;
1. Hindari seks bebas
2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
3. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
4. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
5. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
6. Jauhi narkoba.
5. Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamurkandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka
6. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)
7. Sakit kepala
8. Sulit berkonsentrasi
9. Respon anggota gerak melambat
10. Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki
11. Mengalami tensi darah rendah
12. Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api
13. Infeksi jaringan kulit rambut
14. Kulit kering dengan bercak-bercak.
Penularan HIV AIDS adslah :
1. Hubungan seks
2. Transfusi darah
3. Penggunaan jarum bekas penderita (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).
4. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.
Obat-obatan HIV AIDS :
1. NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
3. PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor
Cara mencegah HIV AIDS adalah dengan ;
1. Hindari seks bebas
2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
3. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
4. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
5. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
6. Jauhi narkoba.
Sumber : http://penyakithivaids.com/ dan http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
Thursday, December 11, 2014
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
A.
Latar
Belakang SIMRS
Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu
rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk segera diterapkan.Hal ini
mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik pasien
maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.Namun menyediakan SIM
bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM
yang relatif sangat besar.
Penerapan sistem informasi
pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila dilakukan
secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan
akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset
kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem
informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.
Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem,
informasi dan
manajemen. Sistem adalah suatu himpunan
dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah
data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat
karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunkannya untuk
membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai
hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan
mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya.Sehingga Sistem
Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas
organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-data umum Rumah
Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen
yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan komputer untuk
mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki
rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah
diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi
atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data
medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :
·
Rumah Sakit Vertikal
·
Rumah Sakit Umum Daerah
·
Rumah Sakit Umum Swasta
·
Rumah Sakit specialist
Sedangkan untuk melakukan
penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar
dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh seperti apa yang diharapkan.
Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar
dan sesuai kebutuhan :
·
Software (Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit)
·
Hardware (seperangkat
komputer)
·
Networking (Jaringan LAN,
wireless)
·
SOP (Standar Operasional
Prosedur)
·
SDM (Sumber Daya Manusia)
Ketika system informasi
telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang terjadi di
lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system informasi yang terintegrasi dan berbasis
komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan system manual
menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk
elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data.
Secara garis besar,
ruang lingkup DigIS-RS ini bisa digambarkan sebagai berikut:
· Proses
registrasi pasien umum dan pasien penjamin selain ASKES
· Proses
registrasi pasien ASKES
· Alur
pelayanan perawatan pasien rawat jalan
· Alur
pelayanan Pasien UGD
· Alur
pelayanan pasien di unit penunjang
B.
Strategi
SIMRS
Strategi adalah pendekatan pola
pikir,perencanaan dan pengambilan keputusandalam situasi bisnis yang
mengharuskanmanajer untuk mengetahui, memahami,menerima dan mendukung misi
organisasi,atau unit di dalam organisasi, danmenghubungkan misi tersebut
denganlingkungan ditempat keputusan-keputusantersebut akan diimplementasikan.“driving force” di balik pola pikir, perencanaan
dan manajemen strategis adalah misiorganisasi.
Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut
pemahaman tentang hakekat danimplikasi dari perubahan eksternal, kemampuanuntuk
mengembangkan strategi yang efektif dalammenghadapi perubahan, dan kemauan
sertakemampuan untuk mengelola secara aktifmomentum organisasisuatu keharusan
bagi manajer rumah sakit, untukmemahami perubahan-perubahan yang terjadi
dilingkungannya; mereka tidak hanya responsif terhadapperubahan tetapi harus
mampu menciptakan masadepanmanajemen strategis disusun sebagai pendekatan atau
filosofi untuk mengelola organisasi yang sangat kompleks.
Enam
elemen dari manajemen strategis
pendekatan manajemen strategis pada organisasi yang kompleks seperti rumah
sakit, dalam melaksanakan manajemen strategis diperlukan pendekatan analitis
maupun pendekatan kedaruratan ( emergent/contingency) : – pendekatan analitik
atau rasional bergantung pada pengembangan langkah-langkah atau proses yang
logis (linear thinking) – model emergent, bergantung pada pemikiran intuitif,
kepemimpinan, dan pembelajaran dan merupakan bagian dari manajemen kedua
pendekatan ini dibutuhkan dan dipandang sebagai satu “single model” pendekatan
analitis dapat disamakan dengan “peta”,sedangkan model emergent merupakan
“kompas”nya
Model manajemen strategis yang
mencakup pendekatan analitis dan emergent biasanya terdiri dari tiga elemen :
pola pikir strategis (strategic thinking) perencanaan strategis (strategic
planning) momentum strategis (strategic momentum)
1. Strategic thinking
Strategic thinking mengenali kenyataan tentang perubahan
mempertanyakan asumsi dan kegiatan terkini membangun pemahaman sistem melihat
kemungkinan masa depan menciptakan ide-ide baru mempertimbangkan kesesuaian organisasi
dengan lingkungan eksternal. \
Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan
kebutuhan dari stake holders (pemangku kepentingan) perubahan menyangkut
teknologi, sosial dan demografi, ekonomi, politik/perundangan tuntutan
kompetitif.
2. Strategic planning
Strategic planning adalah process secara periodik dalam
mengembangkan satuperangkat langkah-langkah dalam organisasi untuk mencapai
misi dan visinya dengan menggunakan pola pikir strategis.
Strategic planning menyiapkan proses langkah demi langkah
yang berurutan untuk menciptakan strategi
· melibatkan kegiatan-kegiatan
“periodic group strategic thinking (brainstorming)”
· membutuhkan data/informasi
· membangun fokus untuk organisasi
· memfasilitasi pengambilan keputusan
yang konsisten
· konsensus akan kebutuhan guna
penyesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal
· hasilnya adalah perencanaan
strategis yang terdokumentasi.
3. Strategic momentum
Strategic momentum menyangkut kegiatansehari-hari untuk
mengelola strategi guna pencapaian sasaran strategis dari organisasi. strategic
momentum:
· kegiatan nyata untuk mencapai
sasaran spesifik– menyangkut proses pengambilan keputusan dan dampaknya
· menghasilkan budaya dan style
· memunculkan antisipasi, inovasi dan
keunggulan
· mengevaluasi kinerja strategi melalui
pengendalian
· suatu proses pembelajaran
· bergantung pada peningkatan pola
pikir strategis dan perencanaan
Strategis periodikmomentum strategis menjamin filosofi yang
berkelanjutan dalam mengembangkan dan mengatur perencanaan, kegiatan dan
pengendalian dari organisasi.
Tata kelola sistem informasi yang
baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara
generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output
layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga
merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub
spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien).
Dengan demikian secara umum sistem
informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis utama (core bussines) dari
Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau
rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional
(termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian
serta bank data.
C.
Proses
Bisnis SIMRS
Pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi
telah menyentuh banyak lapisan kehidupan, termasuk dalam bidang
kesehatan.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu
bagian penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama kaitannya dalam
melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan SIMRS ini
telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun tentang Rumah Sakit dan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS.
Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum
menerapkan SIMRS secara optimal.Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah
antrian calon pasien yang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Hal ini disebabkan pengantrian data dilakukan 2 kali untuk
menerbitkan Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah Sakit,” ungkap
Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam
sambutannya pada acara “Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Open Source (SIMRS GOS)” di Bali, Senin (1/9).
Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan
sistem informasi manajemen RS, terutama kaitannya dengan SIMRS GOS dan
integrasi sistem informasi JKN (Bridging System). Saat ini, tim IT Kementerian
Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik Open Source (SIMRS
GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai manfaat, salah satunya
membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah Sakit.
Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara
gratis tanpa perlu membayar lisensi dan dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama pusat dan atau
pihak ke-3,” jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah
Sakit Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT Rumah
Sakit yang telah mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan.
Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pihak Rumah Sakit yaitu mempunyai
Infrastruktur IT (Jaringan LAN, Komputer Client dan Server), dan memiliki
minimal 1 (satu) orang SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki kompetensi
dalam bidang pemograman.
Kemudian kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan
Kesehatan nasional (JKN), pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu
bagian penting dalam menyukseskan program ini.Dalam upaya meningkatkan mutu
layanan yang lebih baik kepada peserta, bahkan saat ini RS – BPJS Kesehatan
telah mengembangkan Bridging System.
Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda
melakukan dua proses pada saat yang sama, tanpa adanya intervensi satu sistem
ke sistem lainnya secara langsung. Sehingga calon pasien kini tidak perlu
mengantri berjam-jam di loket pendaftaran,” jelasnya.
Maka, penting sebuah RS untuk terus meningkatkan
pelayanan melalui pengembangan Sistem Informasi RS. Dengan diterapkannya sistem
yang optimal, pelayanan akan lebih lancar, efektif, efisien. Kepastian
pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin baik, serta terjadinya kepuasan
konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun stake holder lainnya.
Pengelolaan data yang sangat besar
baik berupa data medis pasien (medical record) maupun data administrasi yang
dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara
lain:
·
Redudansi Data, pencatatan data yang
berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan
membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan
tempat filing yang cukup luas.
·
Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak
terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian
mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit
/Instalasi.
·
Human Error, proses pencatatan yang dilakukan
secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar
dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan
banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka
perawat/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi
data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya
maka dengan seenaknya dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur
yang tepat, sehingga menimbulkan kerugian pada pihak rumah sakit.
·
Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam
penyusunan informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi
menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.
Untuk mengatasi
hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah satu
langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan
persaingan bisnis
1.
Pelayanan Utama (Front Office)
Setiap Rumah Sakit
memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara
umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi
yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses
pulang.
Setiap Rumah Sakit
memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya) tetpi secara
umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses
pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.
Data yang dimasukan pada
proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan pulang. Selama proses
perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan
dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive,
diagnostic, non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (mialnya
berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter
dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh
order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai
order communication system.
2.
Pelayanan Administratif (Back Office)
Proses umum Back Office
diantaraya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemelihaaraan stok/inventory,
pengelolaan aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku
besar, dan lainnya). Proses Back Office ini berhubungan dengan proses pada
Front Office.
Rumah Sakit merupakan unit yang
mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material
seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya).
Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum,
diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory,
pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku
besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada
front office, digambarkan berikut ini. Proses bisnis data tidak terstruktur. Proses-proses
bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur, yang dapat
dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat
proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja,
surat diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen
dokumen dan sejenisnya.
D.
Arsitektur
Infrastruktur SIMRS
Untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja,
tetapi juga harus mampu digunakan untuk
berbagai hal, seperti
jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.
Kebutuhan infrastruktur
jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja,
tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP,
CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.
Untuk mendukung
pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang
disyaratkan adalah:
1. Meningkatkan
unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas data pada
jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.
2. Membatasi
broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi jaringan
menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.
3. Memiliki
jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan normal
jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi dalam
keadaan darurat backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.
4. Memanfaatkan
peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber daya maupun
sebagai backup
5. Dianjurkan
pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan maupun
perangkat aktif).
6. Dokumentasi
sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan sejenisnya)
baik hardcopy maupun softcopy.
7. Mengingat
penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif mengharuskan
pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a. Core
switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah Sakit
dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berperan
dalam prosessing semua paket dengan memproses atau men-switch traffic secepat
mungkin).
b. Distribution
switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pendistribusian akses
antar core switch dengan access switch pada masing-masing gedung, dimana antara
sebaiknya distribution switch dan core switch terhubung melalui fiber optic.
c. Acces
switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk akses ke
network.
E.
Arsitektur
Data
Arsitektur Data untuk menghasilkan
informasi yang baik, diperlukan data yang homogen.Agar dapat dihasilkan data
homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik. Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam membangun arsitektur data: Kodefikasi Kodefikasi selain
keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
Mapping Karena sering berbeda keperluan kode- fikasi data, maka diperlukan
mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping
kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan/chart of
account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi dan sejenisnya.
F.
Arsitektur
Aplikasi
Mengingat kompleksnya proses bisnis
pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur minimal dan variabel SIMRS
yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan data rumah sakit memanfaatkan
teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang tepat
waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak
manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard
operating procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang
tertata dengan baik dan rapi.
1. Front
Office
Selama proses perawatan, pasien akan
menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti
farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah,invasive, diagnostic
non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari
dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan
perawat.
Jadi dokter dan perawat sebagai
aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal
dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order
communation system. Front Office SIMRS meliputi:
· Antrian registrasi
· Modul appointment
· Registrasi
· Pelayanan informasi
· Pengaduan
· Pelayanan informasi
· Publik
2. Back
office
Rumah Sakit merupakan unit yang
mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material
seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya).
Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum,
diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory,
pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku
besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link
dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini.
a. Komuniasi
dan Kolaborasi
· Komunikasi
One Medic
– One Solutions for Health Information System merupakan suatu aplikasi
piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol
komunikasi yang tersedia telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat
menekan berbagai tindakan cyber
crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat
melakukan integrasi dengan
pihak-pihak internal maupun eksternal secara online’. Manfaat Intergasi
secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi
yang dapat memicu terjadinya human
error sehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat
ditekan. Fitur-fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab
tantangan masa depan industri pelayanan medik:
– Security
system: modul
ini dapat mengatur informasi
dan data yang diperbolehkan untuk diaksesbaik oleh pihak
internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk
melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan
informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
– MPI server
solutions: adalah
sistim komunikasi online yang dirancang untuk menjembatani komunikasi
antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat digunakan
sebagai alat konfirmasi hak-hak
pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat diberikan oleh
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak Penjamin.a
– Billing
records system: seluruh data tindakan medik dan
obat-obatan yang diberikan pada pasien otomatis terekam secara online dan
dapat diatur sesuai dengan format penagihan yang ditetapkan oleh Pihak
Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan administrasi
penagihan sehingga dapat menekan
angka piutang.
Untuk media komunikasi informasi
antara unit dapat digunakan media komputer yang sudah terintegrasi dengan
jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau chating, selain itu
juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar
unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses
internet yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.
· Kolaborasi
Salah
satu kolaborasi untuk mengembangkan SIMRS adalah dalam bentuk
Kerjasama Operasional (KSO) atau Build Operational
Transfer (BOT).MenurutPSAK no 39, KSO merupakan bentuk kerjasama
antara 2 belah pihak atau lebih dimana masing-masing pihak sepakat
untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau
hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung resiko atas usaha
tersebut. RSmempunyai peluang pasar berupa kunjungan pasien sedangkan
konsultan/vendor akanbertindak sebagai investor untuk menyediakanteknologi
informasi yang selalu update baik berupa 1)Perangkat keras (Server, PC
&Jaringan), 2)Perangkat lunak (Software) maupun sumber daya
manusia (Brainware) baik tenaga operator ( Data Entry),
Programmer maupun tenaga lainnya.
Manfaat utama dari kegiatan KSO
SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan serta proses
pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-resiko
kegagalan implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang
dikeluarkan untuk investasi teknologi informasi yang senantiasa selalu
update.Pihak rumah sakit berkewajiban untuk menyediakan fasilitas
sarana/prasarana untuk menunjang kegiatan operasional KSO SIMRS tersebut.
Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi dengan beberapa alternatif,
antara lain pembebanan ke pasienper registrasi/kunjungan/resep atau dana dari
komponen unit Bahan Habis Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi maupun
daritingkat efisiensi operasional RS. Pihak konsultan mempunyai kewajiban
melakukan pengembangan/update, tailor-made(customize) sistem sesuai kebutuhan
RS, Transfer Knowledge dan pendampingan operasional selama masa kerjasama
tersebut.Rumah Sakit akan menerima sistem secara keseluruhan baik modul
aplikasi, source code maupun blue print sistem pada masa akhir kerjasama
sehingga RS diharapkan akan menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca masa KSO
tanpa ketergantungan dari pihak konsultan dan bisa menjadi
revenuecenter karena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain.
Berdasarkan definisi di atas, maka
kita dapat membagi SIMRS menjadi 6 komponen utama guna menunjang terlaksananya
penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan:
· Software (Sistem Informasi Manajeman
Rumah Sakit)
· Hardware (perangkat Keras berupa
komputer, printer dan lainnya)
· Networking (jaringan LAN, wireless
dan lainnya)
· SOP (Standard Operating Procedure)
· Komitmen (komitmen semua unit /
departemen / instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena
sistem tidak akan berjalan tanpa di-input)
· SDM (sumberdaya manusia adalah
faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data di-input dan diproses melalui
tenaga SDM tersebut)
Subscribe to:
Posts (Atom)